Cerita Dengan Mbak Echa

Cerita Pesta Sex, Cerita Dewasa, Cerita Mesum
Novem namaku. Umurku 21 tahun dan masih kuliah. Aku anak kedua setelah kakakku. Kami hanya 2 bersaudara. Kakakku berumur 23 tahun dan baru wisuda. Aku memanggilnya Mbak Echa. Kakakku memang cantik, tubuhnya putih mulus, dadanya gede dan pantatnya yang montok. Tingginya 171 cm dan berat 54 kg. Sangat sexy sekali, sehingga banyak cowok yang naksir termasuk aku sendiri.Aku punya kebiasaan onani setiap hari, bahkan bisa lebih lima kali sehari. Dan sering hayalanku tertuju pada Mbak Echa. Aku sering pura-pura ke kamarnya dengan maksud mengintipnya. 

Pada suatu siang, aku melihatnya sedang berbaring di ruang tamu dengan hanya memakai rok pendek dan baju ketat. Kuperhatikan ternyata dia tidur. Mataku tertuju pada pahanya yang mulus. Nafsuku langsung naik, sambil menelan ludah aku berjongkok mendekatinya dan meraba paha mulusnya. Kuangkat roknya keatas dan kulihat CDnya yang menutupi seonggok daging tebal. Nafsuku makin menjadi-jadi. Kuturunkan CDnya pelan-pelan sampai paha, kuraba vaginanya yang tebal ku remas dengan pelan karena takut Mbak Echa bangun. 

Nafas ku makin cepat menahan nafsu yang semakin naik. Vagina Mbak Echa terasa hangat dan lembab. Aku terus menggosokan jari ku pada belahan vagina Mbak Echa yang makin agak lembab. Namun dengan semua yang kulakukan pada vanigina Mbak Echa, Mbak Echa masih tetap saja tidur terpejam. Aku penasaran dan akhirnya aku mulai berani menjilatinya. Anehnya Mbak Echa tetap tertidur. Kujilati vaginanya sampai basah dan kugesekkan penisku diantara paha mulusnya, akh nikmatnya saat kepala penis ku bersentuhan dengan paha mulus Mbak Echa, geli. Sampai menyemburkan sperma yang mengenai CDnya. 

Lalu kubersihkan dan kupasangkan lagi CDnya pelan-pelan. Dikamar aku terus terbayang, karena ini pengalaman pertamaku dan akan kulakukan lagi. Malamnya pukul 1 dini hari, aku masuk kekamar Mbak Echa dan ingin mengulangi pengalaman siang tadi. Kulihat dia tidur menggunakan kimono. Kudekati dan kubuka pelan-pelan tali kimononya. 

Wow.. Ternyata Mbak Echa bugil tanpa benang sehelai pun, hanya terbalut kimono. Kubuka kimononya dan terlihat payudaranya yang gede (kira-kira 36B) dan montok. Kuremas dan kujilati putingnya yang merah. Kudengar Mbak Echa mendesah tetapi matanya tetap terpejam. Kulanjutkan aktifitasku kearah vaginanya. Kujilati daging kecil (klitoris) diatasnya sampai puas dan kurasakan kepalaku dijepit serta lidahku merasakan cairan hangat. Kuhentikan jilatanku, sambil kuperhatikan paha Mbak Echa yang merapat seperti sedang menahan pipis. 

Kuperhatikan matanya yang terpejam tetapi nafasnya cepat. Kubuka lebar selangkanganya dan kugesekkan penisku dibibir vaginanya. Kuselesaikan dengan semburan sperma diatas perutnya. Sebenarnya aku pengen merasakan gesekan dan cengkeraman otot vaginanya, tetapi aku takut dia bangun. Lagi pula dia kakak kandungku sendiri. Kubersihkan bekas spermaku dan kupakaikan lagi kimononya, lalu aku pergi tidur. Besoknya aku tidak mencobanya lagi karena aku takut ketauan. Jadi aku cuma onani sambil berkhayal. Sampai suatu malam, hujan turun sangat lebat sekali. 

Aku tidak ada kegiatan, jadi aku berencana nonton bf dikamarku. Lagi asik-asiknya nonton, tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Aku langsung mematikan TV dan membuka pintu. Tapi tidak ada orang, melainkan secarik kertas. Kuambil dan kututup pintu kamarku. Disitu tertulis, “I KNOW WHAT U DID LAST MONTH”, so “DO IT AGAIN”. Aku terkejut membacanya, mungkinkah Mbak Echa tahu? pikirku. 

Tapi kenapa dia menyuruh untuk melakukan lagi. Ah.. Sudahlah yang penting Mbak Echa nggak marah dan dia suka. Dengan semangat campur nafsu (habis nonton BF) aku ke kamar Mbak Echa. Kulihat matanya terpejam dan tubuhnya tertutup selimut. Kudekati dan kutarik selimutnya. Ternyata Mbak Echa nggak pake baju (bugil). Kujilat pentilnya yang merah, tiba-iba dia bangun dan memelukku. Aku terkejut dan langsung berdiri. 
Cerita Mesum Dengan Mbak Echa
“Kenapa, takut”, katanya. 
“Kemarin kok berani, ayo.. Kemari nikmati tubuh Mbak” katanya lagi. 
“Bener nih” ujarku. 

Aku langsung membuka bajuku dan langsung menerkamnya dan melumat bibirnya. Kuremas-remas payudaranya dan kuisap pentilnya. 

“sstttt.. Terus.. Vem.. Sssttt..” desahnya. 

5 menit kujamah payudaranya dan aku mulai menuju vagina Mbak Echa. Aku menelusuri tubuh Mbak Echa, kulitnya yg putih mulus dan kencang aku belai mulai payusara nya, terus ke perut nya yang rata, pusar nya. Aku cium pusarnya dan terus ke bawah munuju selangkangan Mbak luilu. Harum aku cium tubuh Mbak Echa.

Sementara tangan Mbak Echa mulai membalai penis ku yanmg sudah tegang dari tadi, akh nikmatnya. Jari tangan Mbak Echa yang lentik dan lembut menggenggam penisku yang berdenyut. Tanganku mulai meremas vagina Mbak Echa yang makin basah. Dengan bulu vagina yang tidak terlalu lebat tapi tercukur rapih, aku bisa melihat belahan vagina Mbak Echa yang indah. Aku remas lembut dan aku belai vagina Mbak Echa. 

“Oohh.. Vem.. Akkhhh..” desah Mbak Echa. 

Aku dekatkan lagi muka ku dengan selangkangan Mbak Echa untuk ketuga kalinya, namun kali ini aku tak takut dan waswas seperti sebelumnya. Makin dekat vagina Mbak Echa dengan wajah ku hingga aroma vagina Mbak Echa yang menarangsang makin terasa. Aku kecup lembut vagina Mbak Echa, dan Mbak Echa langsung mendesah dan mengerang kerika bibir ku bersentuhan dengan permukaan vagina Mbak Echa. 

“Akh.. Novem.. Nikmat.. Akh..” eerang Mbak Echa lagi. 

Aku yang makin bennafsu langsung mencium dengan buas vagina Mbak Echa, Aku jilat dan hisap vagina nya, aku jilati cairan yang membasahi permukaan vagina Mbak Echa, aku terus menjilat vaginanya. 

“Oh.. Ssstt.. Enak.. Terus.. Ah.. Ah..” erangnya. 

Kujilati terus sampai kurasakan vaginanya menyemburkan cairan hangat dan berdenyut. 

“ohh.. ” terdengar erangan Mbak Echa tanda dia orgasme. 

Aku meremas-remas payudaranya agar nafsunya bangkit lagi. Kujilati sambil tanganku menggosok vaginanya yang basah. “Ayo.. Masukin aja” bisiknya. Seperti yang sering kulihat di film, kubuka lebar selangkangannya dan kutusukkan penisku keliang surganya. Sulit sekali, pelan-pelan dan bless amblas penisku terbenam dalam vaginanya. 

“Akh..” erangku panjang. 
Cerita Dewasa Dengan Mbak Echa
Sementara tubuh Mbak Echa sedikit tersentak saat penis ku masuk ke dalam liang surganya itu. 

“Eemmpphh.. Aaakkhh..” erang Mbak Echa sambil menggigit bibirnya tanda Mbak Echa menikmati tusukan pertama penisku ke dalam vagina Mbak Echa. 

Rasanya penisku seperti dijepit kuat sekali. Kugoyang maju mundur (Mbak Echa sudah tidak perawan lagi, nggak tahu siapa yang buat). Kulihat Mbak Echa mulai menikmati lagi. Kugoyang makin cepat. 

“Ohh.. Ohh.. Ngg.. Ayo.. Lagi.. Terus.. Owww..” jeritnya. 

Dengan satu tangan menopang tubuhku, sambil menggoyang pantaku naik turun, tanganku meremas payudara Mbak Echa yang lembut kenyal namun kencang. Tak hentinya Mbak Echa mendesah dan mengerang saat sodokan demi sodokan penisku menembus vagina Mbak Echa. Bunyi kocokan penisku di vagina Mbak Echa menambah suara yang ada di ruangan itu. Mbak Echa memejamkan matanya, tanggannya ia naikan ke atas dan memegangi bantal dan meramasnya. Tanda Mbak Echa sangan menikmati pemainan in dengan aku. 

Dengan posisi itu aku dapat melihat tubuh Mbak Echa yang indah ramping, seperti sebuah gitar dengan lekuk yang mulus. Payudaranya bergerak dan bergoyang seirama dengan sodokan penisku di liang ternikmat yang pernah aku rasakan. Aku tak tahan hanya meremas payudara nya, sambil terus menggoyang pantat ku aku cium dan lumat lagi payudara Mbak Echa dan aku gigit kceil putingnya. 

“Aw.. Akh.. Vem.. Ooohh..” erangnya agak keras. 

Aku cium bibirnya yng merah. Hingga.., 

“Aku.. Mau.. Keluar.. Mbak..” jeritku. 
“Tahan.. Sama-sama.. Di dalam aja..” katanya lagi. 

Crott.. Crot.. Croott.. Kusemburkan spermaku didalam rahimnya. Kurasakan penisku berdenyut-denyut. 

“Akkhh..” erangku panjang. 
Cerita Ngentot Dengan Mbak Echa
Kurasakan kenikmatannya sampai ubun-ubun. Aku terus menggoyang penisku maju mundur dan kaki Mbak Echa mengepit kuat pinggangku. Kurasakan penisku disembur cairan hangat dan kulihat Mbak Echa mengejang menahan kenikmatan orgasmenya. 

“Aaahh..” desahnya puas. 

Penisku kubiarkan menancap, menikmati otot vaginanya yang berkontraksi meremas-remas penisku. 

Setelah selesai, aku berbaring disamping Mbak Echa sambil meremas-remas payudaranya. 

“Makasih Mbak, betul-betul nikmat”, kataku. 
“Kamu juga nikmat” katanya sambil tersenyum. 

Aku pun langsung melumat lagi bibir Mbak Echa, kami pun kembali berciuman dengan lembut kali ini layaknya seperti sepasang kekasih. Malam itu kunikmati lagi tubuh Mbak Echa, kali ini aku yang berbaring terlentang dan Mbak Echa yang memulai nya. Dia mencium bibirku semetara tangan ku meremas kedua payudaranya. Penisku yang tadi agak mengecil mulai bangun lagi dan mengeras. Tangan Mbak Echa kemudian mengocok penis ku. 

“Eemmpp.. Akh..” erangku merasakan nikmatnya kocakan tangan Mbak Echa yang lentik. 

Penisku kembali tetang dan keras seperti tapi setlah di kocok-kocok oleh tangan Mbak Echa. Melihat itu Mbak Echa yang jg seprtinya sudah ga tahan langsund menduduki selagkangannku hingga penisku tertindih tubuhnya. Mbak Echa lalu maju sedikit hingga posisinya dia kira pas, dan dengan di bimbing tanggannya, penisku di arahka ke liang senggamanya lagi. 
Cerita sex, cerita mesum, cerita dewasa
Aku rasakan vagina mbk Lulu masih basah, dang saat tepat kepala penisku berada di bibir vaginanya, Mbak Echa mengangkat tubuhnya dan dengan perlahan kembail turun hingga perlahan juga penisku masuk lagi ke dalam vagina Mbak Echa yang hangat, licin dan nikmat itu. Dan karena sudah licin hingga penisku masuk dengan lancar ke dalam vagina Mbak Echa hingga bless masuk seluruh batang penis ku ke dalam vagian Mbak Echa, aku terpejam dan mendesah saat jepitan daging licin dan hangat itu menggesek ke penis ku. 

Mbak Echa yang sudah naik nafsunya langsung bergerak naik turun hingga mengocok penisku. Sebenarnya aku kurang merasa kenikmatan seprti tadi dengan posisi sekarang, namum melihat gerakan dan goyangan Mbak Echa yang bersemangat, menunjukan Mbak Echa sangat menikmati posisi kali ini. 

“Aakhh.. Akh.. Eemmhh..” desah Mbak Echa. 

Aku biarkan Mbak Echa yang menguasai permainan kali ini, dan memang Mbak Echa sangat menyukai posisi di atas ini, terbukti dengan goyangan pinggul Mbak Echa yang makin liar hingga aku yang tadi agak pasif kembali mualai bergerak. Aku remas kedua payudara Mbak Echa yang bergerak naik turun, kenyal dan lembut. Aku belai pinggangnnya dan aku elus punggung mulus Mbak Echa yang kemudian aku tarik hingga kami berciuman kembali. 

Mbak Echa membungkuk tapi pinggulnya terus pergreak liar, naik turun, berputar hingga penisku yag ada dalam vaginanya semakin terasa terjepit, namum sangat nikmat, aku mulai dengan pelan mengocok naik turun namun aku yag pertama kali merasakan gaya tersebut agak kaku yang membuat Mbak Echa tersenyum di antara erangan dan desahan nya. Aku cium payudaranya, aku remas, aku hisap putingnya dengan gemas dan Mbak Echa pun merasa akan orgasme dengan goyangan pinggul yang makin cepat dang gerakan naik turun pantatnya yang bahenol juga erangan, dan desahannya. 

Aku yang makin nafsu juga semakin aktif bergerak, tidak hanya ppinggul, namun tangan ku meremas payudara Mbak Echa. Hingga.. 

“Akh.. Akh.. Eemmhh.. Vem.. Akh.. Mbak.. Mau.. Keluar.. Aakh..” desahnya hingga akhirnya tubuh Mbak Echa bergetar dan aku rasakan cairan hangat lagi di penisku yang masih ada di dalam vagina Mbak Echa. 
“Aaakh..” desahnya panjang yang kemudian tubuh Mbak Echa terkulai dan rebah di atas tubuhku hingga payudara Mbak Echa menempel di dadaku. 
Cerita sex, cerita mesum, cerita dewasa
Aku biarkan beberapa saat dan aku juga menikmati remasan dari otot vagina Mbak Echa yang berkontarksi meremnas dan menjepit batang penisku. Dan aku yang tidak mau kehilangan momen itu langsug membalikan dan memutar tubuh kali hingga kembali Mbak Echa di bawah. Sambil aku rasakan pijatan lembut itu aku kocok lagi penisku naik turun hingga tak lama.. 

“Akh.. Mbak.. Vem.. Mau.. Keluar.. Akh..” desahku dan crott.. crott.. crott.. Spermaku aku semprotkan lagi di dalam rahimnya. 

Dan aku terkulai di atas tubuh kakakku yang sexy itu. Setelah selesai aku rasakan kenikmatan itu, aku berbaring lagi di sebelahnya dan mencium lagi bibir Mbak Echa yang hangat dan nikmat. 

“Kamu hebat sayang..” sahut Mbak Echa sambil tersenyum. Aku kecup lagi bibirnya dan bilana, 
“Mbak.. Ini malam yang gak bakal Vem lupain, Mbak udah ngasih kenikmatan buat Vem..”, kataku. 

Dan Mbak Echa pun bilang, 

“Sama Vem, Mbak juga nikmatin banget”. Akhirnya kami tidur saranjang karena kelelahan dan masih telanjang sambil berpelukan. 

Pagi hari aku bangun meninggalkan Mbak Echa yang masih tidur telanjang dan aku kembali ke kamarku dan tertidur dengan pulas. Semenjak itu, kami sering melakukannya kapan saja dengan gaya berbeda-beda. Terkadang kusodok pantatnya yang montok, kusuruh mengisap penisku dan menelan spermanya. Pokoknya aku puas menikmati seks dengan Mbak Echa
Previous
Next Post »